Kampung Kelor, Simbol Nyata kemajuan Dusun Karangpoh 24B



Lingkungan sehat adalah lingkungan yang diidam-idamkan oleh seluruh masyarakat, dimana lingkungan tersebut mampu menghindarkannya dari berbagai gangguan baik kesehatan maupun kenyamanan dalam menjalani kehidupan. Sudah menjadi tugas dan tanggung jawab bersama untuk menjaga dan melestarikan lingkungan hidup yang sehat sehingga mampu membawa kepada kehidupan yang sejahtera dan makmur. Angan tersebut hanya akan menjadi angan kosong tanpa isi apabila terhadap lingkungan sekitar kongkritnya saja, seseorang acuh dan melakukan perusakan perusakan meski dalam bentuk kecil seperti membuang sampah tidak pada tempatnya dan lainnya. 

Capaian angan tersebut sebenarnya bertumpu hanya pada kemauan dan kepedulian, Jika seseorang peduli dan mau, lingkungan hidup yang sehat tidak hanya akan menghalau polusi udara dan sengatan bau busuk karena sampah akan tetapi juga mensejahterakan hidup masyarakat, menggugah kesadaran dan kemandirian melalui inovasi dan kreatifitasnya serta meluaskan pengetahuan dan wawasan ketika masyarakat mau mengambil ibrah dari penciptaannya.

Dari pengantar diatas Dusun Karangpoh RT 24B yang dinahkodai oleh sosok pemimpin muda progresif, aspiratif dan solutif, sebut saja Pak Ali Masykur didampingi Istri tercinta Bu Eni, bersama mahasiswa kkn zona 1 menyatukan pandangan untuk menginisiasi dan menggelorakan lingkungan sehat, hijau dan mandiri dengan langkah kongrit yakni mewujudkan Kampung Kelor di Sepanjang Jalan Dusun Karangpoh pada Ahad ( 18/10 ).

Kegiatan tersebut dimaksudkan agar tertancap dalam-dalam karakter Dusun baik dalam hal kemandirian, kepedulian dan kebersamaan. Wujud dari Kampung Kelor di Dusun Karangpoh bukan di setiap jengkal jarak tanah tertanam tanaman Kelor akan tetapi bagaimana tanaman Kelor merupakan Prioritas tanaman yang menjadi aset dari Dusun Karangpoh RT 24b. Inisiasi terciptanya lingkungan sehat dengan menggelorakan Kampung Kelor tersebut juga dilandasi dengan analisa mendalam akan beragamnya kemanfaatan Daun Kelor. Selain dapat memenuhi kebutuhan pangan masayarakat juga mampu menyehatkan tubuh melalui zat yang dikandungnya. 

Disamping itu, Mahasiswa KKN di tengah keanekaragaman manfaat daun kelor mencetuskan sebuah produk dalam bentuk domestik, sebut saja Masker Organik Daun Kelor. Produk karya pengabdian itu muncul juga diberengi adanya keinginan untuk mengabarkan kepada masyarakat terkhusus Dusun Karangpoh RT 24b bahwa di tengah kesulitan ( Pandemi ) ini, produktivitas tak boleh padam, harus tetap menyala dan mendongkrak semangat masyarakat agar senantiasa terus mengembangkan dan melaksanakan apa yang menjadi gagasan-gagasan dan kreativitasnya untuk memajukan dusun tercinta.



Bapak Ali Masykur dalam sambutannya kepada media kkn dengan antusias menyampaikan beberapa point penting diantaranya bahwa Dusun harus mempunyai karakter sendiri yang berbeda dengan dusun lain dan harus mampu mengembangkan potensi baik sumber daya manusia maupun alam yang dimiliki menuju Dusun mandiri dan maju, beliau juga dengan sangat mengapresiasi kegiatan pemberdayaan masyarakat oleh tim KKN Zona 1 dan berharap hadirnya Mahasiswa KKN mampu menginspirasi masyarakat Dusun Karangpoh RT 24 B.

Tidak hanya dari Ketua RT Dusun Karangpoh 24b, apresiasi dan kesan terbaik juga datang dari Ibu Eni selaku perwakilan ibu-ibu PKK yang notabene Istri dari Ketua RT dan ketua pemuda Trubus Indah, Mas Sandy ( Mahasiswa Unesa ).

Kegiatan mewujudkan Kampung Kelor tersebut dibarengi dengan aksi peduli lingkungan diantaranya sedikit memperbaiki ( renovasi ) keadaan fisik Bank Sampah dan bincang hangat seputar problem lingkungan di Dusun Karangpoh. Dan pengenalan produk masker organik juga menuai antusias yang sangat terlebih dari ibu-ibu dan pemudi Dusun Karangpoh baik dari segi proses pembuatan, manfaat produk dan pemakaian. Dalam pemaparannya, Dea Salma Sallom, Mahasiswa KKN menjelaskan bahwa inovasi produk masker dipilih menjadi salah satu produk unggulan pengabdian karena dirasa mampu menyentuh seluruh lapisan elemen masyarakat. Selain mudah membuatnya, kemanfaatan yang sangat bagi wajah sangat dapat dirasakan.

Lebih lanjut,M. Iqbal Thoriq selaku ketua KKN Zona 1 mempertegas bahwa mindset pengabdian di Masa Sulit seperti ini harus benar benar dikontruks ulang, bukan wilayah mana yang belum berkembang atau butuh sentuhan akan tetapi di medan berkembangpun dan dalam keadaan apapun ilmu dan raga kita harus benar benar siap diabdikan, minimal jika tak mampu menambah perkembangan suatu wilayah, harus dipertahankan perkembangan tersebut, bahkan jika mampu bagaimana perkembangan ( potensi, keunggulan ) di suatu wilayah itu dapat ter publish ke masyarakat secara umum dengan memanfaatkan teknologi yang ada.

Ditulis oleh tim media kkn zona 1.


Comments

Popular posts from this blog

Menilik Pertanian Jenis Palawija ( Kacang Hijau ) di Dusun Karangpoh